Besaran, Pengukuran, dan angka penting fisika lengkap
Besaran, Pengukuran, dan angka penting fisika lengkap
Kalian
pasti pernah melakukan sebuah pengukuran. Misalnya mengukur panjang meja
dengan mistar atau sering disebut meteran. Aktivitas mengukur yang lain tentu
sering kalian lihat misalnya mengukur massa beras, massa daging dan mengukur
panjang sebidang tanah. Apakah kalian sudah mengerti apa sebenarnya mengukur
itu? Apakah manfaat mengukur? Dan bagaimana caranya? Pertanyaan ini dapat
kalian jawab dengan belajar bab ini. Oleh sebab itu setelah belajar bab ini
kalian diharapkan dapat:
1. melakukan pengambilan data dan memahami angka penting,
2. mengolah data
hasil pengukuran,
3. menggunakan alat
ukur panjang, massa dan waktu dalam pengambilan data,
4. membedakan besaran
pokok dan besaran turunan,
5. menentukan satuan
dan dimensi suatu besaran,
6. menggunakan
dimensi dalam analisa fisika
A. Pendahuluan
Dalam belajar fisika kalian akan
selalu berhubungan dengan pengukuran, besaran dan satuan. Sudah tahukah kalian
dengan apa yang dinamakan pengukuran, besaran dan satuan itu? Pada bab pertama
fisika inilah kalian dapat belajar banyak tentang pengertian-pengertian tersebut
dan harus dapat memanfaatkannya pada setiap belajar fisika.
Pengukuran merupakan proses
mengukur. Sedangkan mengukur didefinisikan sebagai kegiatan untuk membandingkan
suatu besaran dengan besaran standart yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Dari pengertian ini dapat diturunkan pengertian berikutnya yaitu besaran dan
satuan. Besaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang didapat dari hasil
pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka dan satuannya.
Dari penjelasan di atas dapat
terlihat bahwa pengukuran, besaran dan satuan memiliki hubungan yang erat.
Ketiganya selalu berkaitan. Pengukuran merupakan kegiatan atau aktivitasnya,
besaran merupakan pokok permasalahan yang diukur sedangkan satuan merupakan
pembanding (pengukurnya). Sebagai contoh Anita mengukur panjang celana. Besaran
yang diukur adalah panjang dan satuan yang digunakan misalnya meter.
Dalam bidang fisika dan terapannya
dikenal banyak sekali besaran dan satuannya. Misalnya panjang satuannya meter,
massa satuannya kg, berat satuannya newton, kecepatan satuannya m/s dan kuat
arus satuannya ampere. Pelajarilah lebih jauh tentang pengukuran, besaran dan
satuan ini pada sub bab berikut
B. Pengukuran
Di depan kalian telah dijelaskan
tentang apa yang dimaksud dengan pengukuran. Dalam belajar fisika tidak bisa
lepas dari pengukuran. Ada tiga hal penting yang berkaitan dengan pengukuran,
yaitu: pengambilan data, pengolahan data dan penggunaan alat ukur. Ketiga hal
ini dapat kalian cermati pada penjelasan berikut.
1. Pengambilan Data dan Angka Penting
Pernahkah kalian melakukan
kegiatan pengambilan data? Proses pengukuran hingga memperoleh data hasil
pengukuran itulah yang dinamakan pengambilan data. Apakah hasil pengukuran
dapat memperoleh nilai yang tepat? Proses pengukuran banyak terjadi kesalahan.
Kesalahan bisa terjadi dari orang yang mengukur, alat ukur atau lingkungannya.
Untuk memuat semua keadaan itu maka pada hasil pengukuran dikenal ada angka
pasti dan angka taksiran. Gabungan kedua angka itu disebut angka penting.
Angka penting adalah angka yang
didapat dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran.
Nilai setiap hasil pengukuran merupakan angka penting. Seperti keterangan di
atas angka penting terdiri dari dua bagian. Pertama angka pasti yaitu angka
yang ditunjukkan pada skala alat ukur dengan nilai yang ada. Kedua angka
taksiran yaitu angka hasil pengukuran yang diperoleh dengan memperkirakan
nilainya. Nilai ini muncul karena yang terukur terletak diantara skala terkecil
alat ukur. Dalam setiap pengukuran hanya diperbolehkan memberikan satu angka
taksiran. Untuk memahami angka penting ini dapat kalian cermati contoh berikut.
CONTOH
Sekelompok siswa yang melakukan
pengukuran massa benda menggunakan alat neraca pegas. Dalam pengukuran itu terlihat penunjukkan skala seperti pada
Gambar. Aghnia menuliskan hasil 8,85 gr sedangkan John menuliskan hasil 8,9 gr.
Manakah hasil yang benar?
Penyelesaian: Coba kalian
perhatikan Gambar. Dari gambar itu dapat diperoleh: Angka pasti = 8 gr Angka
taksiran = 0,9 gr (hanya boleh satu angka taksiran, tidak boleh 0,85
karena 2 angka taksiran) Hasil
pengukuran adalah m = angka pasti + angka taksiran =
8 + 0,8 = 8,8 gr Jadi yang lebih tetap adalah hasilnya John. Untuk lebih
memahami contoh ini dapat kalian coba soal berikut. Sebuah pensil diukur
panjangnya dengan mistar centimeter.
Untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang tepat dapat dilakukan langkah-langkah penghindaran kesalahan.
Langkah-langkah itu diantaranya seperti berikut.
a. Memilih alat yang lebih peka
Langkah pertama untuk melakukan pengukuran
adalah memilih alat. Alat ukur suatu besaran bisa bermacam-macam. Contohnya
alat ukur massa. Tentu kalian telah mengenalnya ada timbangan (untuk beras atau
sejenisnya), neraca pegas, neraca O’hauss (di laboratorium) dan ada lagi neraca
analitis (bisa digunakan menimbang emas). Semua alat ini memiliki kepekaan atau
skala terkecil yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat
maka: pertama, pilihlah alat yang lebih peka (lebih teliti). Misalnya neraca
analitis memiliki ketelitian yang tinggi hingga 1 mg. Kedua, pilihlah alat yang
sesuai penggunaannya (misalnya neraca analisis untuk mengukur bendabenda kecil
seperti massa emas).
b. Lakukan kalibrasi sebelum digu
Lakukan kalibrasi sebelum
digunakan Kalibrasi biasa digunakan pada badan meteorologi dan geofisika.
Misalnya untuk timbangan yang sudah cukup lama digunakan, perlu dilakukan
kalibrasi. Kalibrasi adalah peneraan kembali nilai-nilai pada alat ukur. Proses
kalibrasi dapat juga dilakukan dalam lingkup yang kecil yaitu pada pengambilan
data eksperimen di laboratorium. Sering sekali alat ukur yang digunakan
memiliki keadaan awal yang tidak nol. Misalnya neraca pegas saat belum diberi
beban, jarumnya sudah menunjukkan nilai tertentu (bukan nol). Keadaan alat
seperti inilah yang perlu kalibrasi. Biasanya pada alat tersebut sudah ada
bagian yang dapat membuat nol
(normal).
c. Lakukan pengamatan dengan posisi yang tepat
Lingkungan tempat pengukuran
dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Misalnya banyaknya cahaya yang masuk. Gunakan
cahaya yang cukup untuk pengukuran. Setelah lingkungannya mendukung maka untuk
membaca skala pengukuran perlu posisi yang tepat. Posisi pembacaan yang tepat
adalah pada arah yang lurus.
2. Pengolahan Data
Pengukuran dalam fisika bertujuan
untuk mendapatkan data. Apakah manfaat data yang diperoleh? Tentu kalian sudah
mengetahui bahwa dari data tersebut dapat dipelajari sifat-sifat alam dari
besaran yang sedang diukur. Dari data itu pula dapat dilakukan prediksi
kejadian berikutnya.
Dari penjelasan di atas dapat
dilihat betapa pentingnya arti data hasil pengukuran. Namun perlu kalian
ketahui bahwa untuk memenuhi pemanfaatannya data yang ada perlu dianalisa atau
diolah. Metode pengolahan data sangat tergantung pada tujuan pengukuran
(eksperimen) yang dilakukan. Sebagai contoh untuk kelas X SMA ini dapat
dikenalkan tiga metode analisa data seperti berikut.
a. Metode generalisasi
Pengukuran atau yang lebih luas
bereksperimen fisika di tingkat SMA ada yang bertujuan untuk memahami
konsep-konsep yang ada. Misalnya mempelajari sifat-sifat massa jenis air. Untuk
mengetahui sifat itu maka dapat dilakukan pengukuran kemudian datanya diolah.
Pengolahan data untuk tujuan ini tidak perlu rumit, cukup dari data yang ada
dibuat simpulan yang berlaku umum.Salah satu metode untuk membuat simpulan
masalah seperti ini adalah metode generalisasi
c. Metode perhitungan statistik
Dalam belajar fisika banyak
ditemukan persamaanpersamaan, bahkan ada siswa yang mengatakan, fisika itu
rumus. Apakah kalian termasuk siswa tersebut? Tentunya tidak karena kalian
sudah tahu bahwa fisika tidak hanya belajar rumus tetapi bisa konsep-konsep lain
tentang sifat alam. Rumus-rumus fisika merupakan bentuk singkat dari suatu
konsep, hukum atau teori fisika. Salah satu pemanfaatan rumus fisika adalah untuk
perhitungan dan pengukuran suatu besaran. Besaran-besaran fisika ada yang dapat
diukur langsung dengan alat ukur tetapi ada pula yang tidak dapat diukur
langsung. Besaran yang belum memiliki alat ukur inilah yang dapat diukur dengan
besaran-besaran lain yang punya hubungan dalam suatu perumusan fisika. Contohnya
mengukur massa jenis benda. Besaran ini dapat diukur dengan mengukur massa dan
volume bendanya, kemudian massa
jenisnya dihitung dengan
rumus : ρ = m/v . Apakah
pengukuran yang hanya dilakukan satu kali dapat memperoleh data yang akurat?
Jawabnya tentu tidak. Kalian sudah mengetahui bahwa pada pengukuran banyak
terjadi kesalahan. Untuk memperkecil kesalahan dapat dilakukan pengukuran
berulang. Nilai besaran yang diukur dapat ditentukan dari nilai rata-ratanya.
Perhitungan ini dinamakan perhitungan statistik. Metode ini dapat dibantu
dengan tabel. Bahkan pada analisa ini dapat dihitung
kesalahan mutlak (standar deviasi) dari pengukuran.
Komentar
Posting Komentar